Sleep training atau mengajarkan bayi tidur tanpa bantuan perlu dilakukan, Parents.
Pasalnya, semakin bertambah usia, si Kecil perlu mengembangkan kemampuan untuk terlelap.
Lambat laun, ia juga akan tahu kapan waktunya tidur dan kapan waktunya bangun sehingga ia akan membentuk ritme sirkadian (siklus tidur-bangun) sampai dewasa.
Ketika bayi sudah terbiasa dengan sleep training atau pelatihan tidur, ia akan mendapatkan tidur yang lebih baik, begitupun dengan Parents.
Umumnya, sleep training ini bisa diterapkan ketika bayi berusia 4 dan 6 bulan. Kuncinya adalah konsisten dan terapkan metode setidaknya seminggu sekali.
Artikel terkait: Berapa Lama Bayi Tidur? Kenali Jam Tidur Bayi Berikut Ini
Apa itu Sleep Training untuk Bayi?
Sleep training atau pelatihan tidur adalah proses membantu bayi belajar tertidur dan tetap tertidur sepanjang malam tanpa bantuan Parents.
Tujuan dari pelatihan tidur adalah untuk membantu bayi belajar menenangkan diri ketika mereka ditidurkan, atau ketika mereka terbangun di tengah malam.
Artinya, bayi dibaringkan untuk tidur dalam keadaan mengantuk tetapi terjaga, kemudian tertidur tanpa digoyang, diayun, dipeluk, atau disusui.
Beberapa bayi bisa menerapkan ini dengan cepat dan mudah. Namun, yang lain bisa mengalami kesulitan untuk tidur atau saat kembali tidur ketika mereka terbangun.
Perlu diingat juga, sleep training tidak selalu berjalan mulus. Parents dapat menyesuaikan arti tangisan bayi.
Sesekali bayi perlu ditenangkan oleh orang tuanya bila ia terus menerus menerus menangis dan tidak bisa kembali terlelap.
Artikel terkait: 7 Penyebab Bayi Menangis Saat Diletakkan, Ini Solusi Mengatasinya!
Kapan Bayi Bisa Memulai Sleep Training?
Para ahli merekomendasikan untuk memulai sleep training saat bayi berusia 4 hingga 6 bulan.
Rentang usia ini adalah waktu yang tepat karena bayi sudah cukup besar untuk tertidur selama 6 hingga 8 jam semalaman tanpa perlu disusui.
Pada usia sekitar 4 bulan, bayi sudah bisa belajar tidur sendiri dan belum memiliki ketergantungan untuk tidur sambil diayun.
Sedangkan pada usia 6 bulan, bayi sudah mulai mengembangkan siklus tidur-bangun yang teratur, dan mereka mungkin sudah tidak terbangun di malam hari untuk menyusu. Ini adalah tanda-tanda mereka siap memulai pelatihan tidur.
Tentu saja, setiap bayi berbeda. Beberapa mungkin belum siap untuk pelatihan tidur sampai usia 7 bulan atau lebih. Jika Anda tidak yakin apakah si si Kecil siap untuk pelatihan tidur, tanyakan kepada dokter.
Artikel terkait: 17 Penyebab Bayi Muntah Setelah Makan MPASI dan Cara Mengatasinya
Manfaat Menerapkan Sleep Training untuk Bayi
Sleep training, terutama dengan metode yang melibatkan tangisan, bisa sangat menantang bagi orang tua. Namun, jangan berputus asa karena banyak sekali manfaat dari menerapkannya.
Setelah sleep training sukses, bayi akan:
- Memerlukan lebih sedikit waktu untuk tertidur
- Bangun lebih sedikit di malam hari
- Belajar cara untuk kembali tertidur sendiri ketika mereka bangun
- Memiliki kualitas tidur yang lebih baik.
Sementara itu, Parents juga akan merasakan manfaat:
- Tidur lebih nyenyak
- Mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik
- Berada dalam suasana hati yang lebih baik
- Meningkatkan bonding. Faktanya, beberapa penelitian menunjukkan ikatan bayi-orang tua menjadi lebih baik setelah sleep training sukses.
Artikel terkait: Kebutuhan Jam Tidur Bayi Sesuai Usia, Sudah Cukupkah Waktu Tidur si Kecil?
Metode Sleep Training
Tidak benar-benar ada satu cara yang paling baik untuk melatih bayi tertidur, tapi banyak orang tua yang merasa nyaman dengan satu atau gabungan dari metode sleep training berikut ini:
1. Cry it out (CIO)
Metode cry it out dari sleep training, juga disebut metode “extinction“, yaitu menempatkan bayi ke tempat tidur dan membiarkan dia menangis sampai tertidur tanpa bantuan dari Anda.
Selama Anda sudah membuat bayi kenyang, dan menciptakan lingkungan tidur yang nyaman dan aman, si Kecil mungkin tidak akan terbangun lagi sampai keesokan paginya.
Meskipun metode ini mungkin tampak keras, CIO lebih sulit bagi Anda daripada si Kecil. Dengan konsistensi, bayi akan mulai tertidur sendiri dalam 3 hingga 4 malam.
2. Metode Ferber
Bila Parents tidak nyaman membiarkan si Kecil menangis tanpa membantunya untuk tenang, cobalah metode Ferber, disebut juga dengan “graduate extinction”.
Metode ini membiarkan bayi menangis selama jangka waktu tertentu sebelum Anda memeriksa dan menenangkannya selama kurang lebih 1 menit, dengan interaksi seminimal mungkin.
Misalnya, hanya dengan menepuk si Kecil atau bernyanyi lembut. Hindari menggendong, memeluk, atau menyusuinya.
Interval waktu menangis dapat ditingkatkan, misalnya 5-10-15 menit, dan seterusnya sampai dia tertidur.
Selama beberapa malam, Anda akan secara bertahap menambah panjang interval ini, mulai membiarkannya menenangkan diri dan tertidur sendiri.
Tetap perhatikan lingkungan tidur yang nyaman dan aman agar si Kecil mudah melalui proses ini.
3. Chair Method
Metode kursi mungkin lebih efektif diterapkan untuk bayi yang lebih besar, dan akan terasa lebih nyaman bagi Anda daripada metode CIO atau Ferber.
Duduklah di kursi di sebelah tempat tidur bayi Anda sampai dia tertidur, tanpa mengangkatnya. Pindahkan kursi lebih jauh setiap malam sampai Anda berada di dekat pintu dan kemudian keluar dari ruangan.
Pada saat itu, bayi seharusnya bisa tertidur tanpa Anda. Namun, metode ini tidak akan berhasil untuk bayi yang belum bisa ditinggalkan sendiri.
Meskipun teknik ini mungkin cocok untuk beberapa orang tua, beberapa bayi membutuhkan waktu lebih lama.
Ketika bayi tertidur dengan Anda di kamar, dia mungkin terkejut dan mungkin kesal ketika dia bangun dan Anda tidak di sana.
4. Bedtime Fading
Apakah si Kecil menangis dalam waktu lama sebelum tertidur?
Tubuhnya mungkin belum siap untuk tidur pada waktu yang Anda inginkan.
Metode bedtime fading dapat mengubah ritme sirkadiannya dengan cara sebagai berikut:
- Perhatikan isyarat tidur bayi (menggosok mata, menguap, menghindari cahaya lampu atau suara, rewel).
- Setelah bayi tampak lelah dan mengantuk, baringkan dia di tempat tidur.
- Diharapkan bayi akan tertidur dengan cepat, tetapi jika dia menangis, gendonglah si Kecil selama waktu yang ditentukan (misalnya 30 menit), kemudian ulangi langkah sebelumnya.
- Setelah beberapa malam menidurkannya pada waktu tersebut, pindahkan waktu tidur 15 menit lebih awal dan ulangi prosesnya dengan waktu tidur baru ini.
- Secara bertahap, pindahkan waktu tidur lebih awal dalam peningkatan 15 menit hingga Anda mencapai waktu tidur yang diinginkan.
Bedtime fading juga kadang menggambarkan strategi sleep training yang melibatkan pengurangan secara bertahap kehadiran orang tua di kamar bayi saat menidurkannya.
5. Pick Up, Put Down
Teknik pelatihan tidur ini melibatkan Anda melalui rutinitas waktu tidur normal bayi, kemudian menidurkannya dalam keadaan mengantuk, tetapi terjaga.
Jika dia menangis, tunggu beberapa menit untuk melihat apakah dia bisa tenang dengan sendirinya.
Jika tidak, masuklah untuk menemani dan menenangkannya. Saat dia sudah tenang kembali, letakkan dia kembali di tempat tidur.
Ulangi proses ini sampai bayi tertidur. Perlu diketahui bahwa metode ini bisa memakan waktu lama, dan membutuhkan banyak kesabaran.
Artikel terkait: Bunda Wajib Tahu! 10 Arti Tangisan Bayi, Jenis, dan Cara Menenangkannya Saat Rewel
Tips Sleep Training untuk Bayi
Apa pun metode yang Anda coba, tips berikut dapat membantu memastikan transisi yang mulus ke alam mimpi:
1. Tetapkan Rutinitas Waktu Tidur
Ikuti rutinitas tidur bayi selama 30 hingga 45 menit yang konsisten untuk membantu transisi si Kecil dari waktu bangun ke waktu mengantuk.
Cobalah mulai lebih awal sehingga rutinitas tidurnya selesai sebelum dia kelelahan.
Jika dia tertidur saat sedang menyusu langsung atau dengan botol, jadwalkan waktu menyusui sebelum mandi atau membaca buku, sehingga Anda bisa menidurkannya saat dia masih terjaga.
2. Perhatikan Waktu yang Tepat
Bukan saatnya mengutak-atik tidur bayi ketika ada perubahan dalam hidupnya (misalnya pindah, pengasuh baru, sakit, atau bepergian).
Tunggu sampai semuanya perubahan ini kembali normal sebelum mencoba latihan tidur.
3. Ketahui Kapan Bayi Lelah
Perhatikan isyarat tidur seperti menguap, menggosok mata, atau mudah marah, yang mungkin terjadi pada waktu yang sama setiap malam.
Sangat penting untuk menidurkan bayi ketika dia mengantuk tetapi tidak terlalu lelah, karena bayi yang terlalu lelah memiliki waktu yang lebih sulit untuk tidur dan cenderung tidur nyenyak atau bangun lebih awal.
4. Letakkan Bayi dalam Keadaan Terjaga
Pelatihan tidur didasarkan pada mengajari bayi Anda untuk tertidur sendiri, pelajaran yang tidak akan dia dapatkan jika Anda terus mengayunkannya untuk tidur dalam pelukan sebelum memindahkannya ke tempat tidur.
5. Tunda Waktu Respons Anda
Jangan terburu-buru ke kamar bayi pada rengekan pertama. Bayi membuat banyak suara di malam hari, termasuk menangis, dan kemudian tertidur kembali dengan sendirinya.
Menanggapi setiap suara atau tangisan kecil dapat membangunkan bayi yang tertidur atau menggagalkan usahanya untuk menenangkan diri.
6. Jaga Agar Interaksi Malam Hari Tidak Banyak
Lakukan pemeriksaan, menyusui atau penggantian popok dengan tenang tetapi cepat, untuk menghindari stimulasi berlebihan pada bayi, terutama di waktu tidurnya.
Apakah Sleep Training Harus Pisah Kamar?
Tidak, Parents, sleep training tidak harus pisah kamar. Anda bisa tetap tidur bersama si Kecil, tetapi yang penting ia bisa tertidur dengan sendirinya tanpa bantuan kita.
Meski begitu, jika ingin melatih anak tidur sendiri, maka cara pisah kamar anak saat sleep training bisa dicoba.
Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda membutuhkan panduan tentang kapan dan bagaimana memulai sleep training.
Jika sudah mengikuti metode di atas secara konsisten dan masih tidak berhasil setelah dua minggu, Anda mungkin ingin menghubungi dokter untuk mendapatkan tips dan saran lainnya.
Meskipun biasanya bukan karena masalah kesehatan, bayi meludah atau muntah sekali atau dua kali saat menangis bisa membuat Parents khawatir.
Namun, jika itu terjadi lebih dari sekali, bisa menjadi tanda bahwa bayi sakit atau ini bukan cara yang tepat untuk si Kecil dan Anda.
Bicaralah dengan dokter anak untuk mengetahui apa yang terjadi.
Sleep training seringkali melibatkan kesabaran dan perjuangan pada awalnya.
Namun, seiring berjalannya waktu, konsistensi, dan keberuntungan, Anda akan segera tidur nyenyak, dan si Kecil akan mempelajari keterampilan tentang cara tertidur sendiri.
Semoga informasi ini bermanfaat dan bisa Parents terapkan, ya!
***
Baca Juga:
Jadwal Makan Bayi 6 Bulan Hingga 1 Tahun yang Sebaiknya Parents Cermati
Berapa Kali Anak Perlu Makan dalam Sehari? Kenali Jadwal Makannya
Cara Belajar Membaca dengan Metode Phonic, Lebih Mudah dan Menyenangkan