Healthnews.id. Aceh, 2 Maret 2023. Direktorat Pemberdayaan Alternatif Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNN laksanakan Pemetaan Potensi SDM dan SDA Kawasan Tanaman Terlarang di Provinsi Aceh dalam rangka P4GN. Hasil dari kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 1 s.d. 2 Maret 2023, diantaranya sebagai berikut:
I. Meunasah Desa Jurong
Pelaksanaan FGD (Forum Group Discussion) dengan melibatkan masyarakat Desa Jurong di Dusun Cot Geu Lumpang, Dusun Induk, Dusun Cot Rawatu dan perangkat desa. Sebelumnya fasilitator yang bertugas menjelaskan kepada peserta mengenai mekansme dan teknis pelaksanaan FGD untuk dapat dipatuhi oleh seluruh peserta, guna kelancaran pendataan informasi terkait Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang ada di desa-desa asal peserta . Peserta dibagi dalam 2 (sesi) pagi dan siang hari. Dengan total peserta berjumlah 50 orang. Adapun poin-poin FGD yang dilaksanakan pada hari ini adalah:
1. Desa Jurong termasuk dalam kategori desa yang aksesnya lumayan sulit dijangkau, karena jalannya berbatu dan sebagian beraspal/cor. Kondisi geografis berbukit dan menanjak. Namun untuk wilayah yang lebih rendah seperti Dusun Induk, sering terjadi genangan air dan banjir. Untuk daerah seperti Dusun Cot Geu Lumpang ini tidak termasuk dalam dusun yang diairi oleh Bendungan Sawang sehingga mendapatkan air dari sumber air sungai.
2. Tingkat Pendidikan rata-rata merupakan tamatan SMP dan SMA, namun ada beberapa yang merupakan tamatan sarjana;
3. Mayoritas pekerjaan masyarakat adalah bertanam padi dan berkebun pinang, kelapa, dan sawit. Namun saat ini terkendala dengan harga pinang yang merosot, semula harga 1 kg Rp. 15.000 ,-menurun menjadi Rp. 3.000,- per kilonya. Pekerjaan lain masyarakat selama menunggu panen pinang adalah bertanam cabe dan kacang panjang;
4. Ternak sapi, kambing dan ayam tidak dijadikan bisnis utama masyarakat, melainkan hanya sebagai hewan peliharaan/tabungan bagi masyarakat. Jika sudah membutuhkan biaya, ternak tersebut diperjualbelikan;
5. Dusun Cot Geu Lumpang: masyarakat belum mendapat pengetahuan mengenai cara bertanam jahe, sehingga dimungkinkan jika terdapat pelatihan kewirausahaan bertanam jahe atau jahe merah;
6. Dusun Induk: masyarakat mengusulkan untuk pembuatan saos karena sumber bahan utama cabai, tomat dan pepaya tersedia. Disamping itu pula, mereka mengusulkan pelatihan pengolahan pupuk dan pakan ternak;
7. Dusun Cot Rawatu: potensi perkebunan yang diminati masyarakat adalah bertanam cabe dan jagung, karena dapat menjadi selingan pertanian masyarakat disaat menunggu panen pinang;
8. Dari sisi aparat desa menginformasikan bahwa belum ada bumdes maupun koperasi. Namun terdapat suntikan dana pertashop (membuat pertamini) di 23 desa (dari total 39 desa di kecamatan sawang), yang berasal dari bumdes bersama se-kecamatan sawang. Belum ada tempat penampung panen. Di aceh sulit berkembang terkendala, mind set masyarakat yang berpikir skeptis terhadap suatu program;
9. Aparat Desa menginformasikan bahwa kopi dapat ditanam di Desa Jurong , dengan ketentuan bibit kopi merupakan bibit kopi lampung, yang dapat di tanam di sela-sela pohon pinang;
10. Aparat Desa juga mengusulkan sekiranya pelatihan life skill akan dilaksanakan, hendaknya perlu untuk melatih masyarakat terkait pembuatan pupuk dari kulit biji pinang. Karena selama ini masyarakat juga terkendala dengan tingginya harga pupuk. Alternatif lain dapat pula dengan pelatihan pembuatan pakan ternak yaitu dari bahan baku kulit coklat dan batang sagu.
II. Lokasi Panen Raya Kecamatan Sawang
Tim bertemu dengan personil BPP (Badan Penyuluh Pertanian) dan petani penggarap jagung di lokasi panen raya. Tim BPP menginformasikan bahwa panen raya yang sedianya akan dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2023, mendapat penundaan dikarenakan menunggu agenda kerja bapak Bupati Aceh utara, Panen raya akan dijadwalkan kembali di minggu mendatang sekitar tanggal 7 atau 8 Maret 2023. Bibit jagung berasal dari Bupati dan swadaya masyarakat. Luas lahan jagung di wilayah tersebut sebesar 25 Ha. Kendala yang saat ini dialami oleh petani jagung, mereka tidak memiliki alat pengering jagung, sehingga proses pengeringan memakan waktu sekitar 5 (lima) bulan (bergantung pada sinar matahari), dan terdapat resiko jagung dapat rusak karena terkena jamur. 11. Konsultan pertanian di Desa Jurong, Bapak Ramli Ismail merekomendasikan masyarakat dapat diberikan pelatihan penanaman nilam yang dapat ditanam di sela-sela menunggu waktu masa panen pinang tiba. Nilam hanya membutuhkan waktu panen 8 bulan, dan pemakaian pupuk hanya di awal, pertengahan sebelum panen 3 bulan dan setelah panen supaya daun muda dapat keluar. Selanjutnya daun dan batang nilam dapat diolah dengan menggunakan alat penyuling nilam dari bahan stainless steel. Dalam 1 kg bahan, penyulingan menghasilkan minyak dengan persentase kurang lebih 1,5%.
12. Alternatif pelatihan lain adalah dengan pengolahan pupuk kompos dari limbah nilam dan kulit pinang, kotoran sapi/kambing kering dan abu sekam. Disamping itu, penyuluh tersebut dapat melatih masyarakat untuk membuat pakan ternak karena beliau memiliki sertifikat sebagai instruktur;
13. Pupuk kandang hasil olahan jika diberikan pada areal sawah dapat menghasilkan padi dengan kuantitas panen 2x dalam setahun;
14. Di tempat pengupas pinang, masyarakat diberi upah Rp. 1200/kg, dan mampu mengupas sejumlah 3-10 kg per harinya;
15. Pengepul selanjutnya akan memisahkan pinang berdasarkan kualitas, setelah melalui proses penjemuran dan pengupasan kulit pinang;
16. Tim juga berkunjung ke lahan cabai, timun dan kacang panjang milik masyarakat. Masyarakat menanam cabai dikarenakan harga sedang naik yaitu Rp. 35.000/kg, dan harga pinang juga sedang mengalami penurunan;
17. Konsultan menyampaikan agar pelatihan ini dapat dilaksanakan berkelanjutan, dimulai dari pelatihan dasar dengan memanfaatkan bahan baku yang tersedia di sekitar masyarakat, kemudian pengolahan dan diakhiri dengan pemasarannya.
#War on Drugs
# Speed Up Never Let Up